JOKOWI KOK DILAWAN - Berita terkini

Recent Posts

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Wednesday, August 30, 2017

JOKOWI KOK DILAWAN






Ada dua kabar gembira yang cukup menyita perhatian publik minggu ini. Pertama terungkapnya jaringan penyebar fitnah, hoax dan kebencian Saracen.

Kedua tunduknya Freeport Mc Morran atas proposal pemerintah soal divestasi saham Freeport sebanyak 51 persen saham ke tangan pemerintah.

Freeport Mc Morran Inc pengelola ladang emas itu mendadak setuju atas keputusan pemerintah terkait pelaksanaan atas Undang-Undang (UU) Minerba Nomor 4 Tahun 2009.

Sebelumnya Freeport keras kepala. Mereka melawan dan membangkang amanah UU.
Freeport menolak Izin Usaha Penambangan Khusus (IUPK) dan tetap menginginkan status sebagai Kontrak Karya (KK).
Seakan Freeport itu si penyewa tapi berani mendikte dan memaksa si pemilik lahan untuk tunduk pada syarat si penyewa lahan.

“Kita tidak bisa melakukan itu,” kata Richard, President dan CEO Freeport McMoRan Inc.

Persoalan penguasaan Freeport bukan persoalan pertambangan biasa. Pertambangan emas terbesar di dunia ini bertali temali dengan kepentingan nasional Amerika Serikat. Ini soal uang raksasa. Ini soal politik juga.

Kejatuhan Soekarno karena tidak tunduk kepada kemauan pemerintah Amerika. Soekarno tidak memberi izin tambang. Politik senyap bermain di bawah tanah dimainkan dengan cantik oleh agen agen rahasia CIA. Pada masa itu isu PKI dikembangkan.

Dibangunlah kolaborasi dengan mahasiswa dan elemen ormas untuk menekan Bung Karno. Pendana dan operator di lapangan bersekutu. Puncaknya terjadi pemberontakan G30S PKI. Demo berlangsung terus menerus. Soekarno jatuh. Jenderal Soeharto naik.

Selang tidak lama setelah Soeharto naik jadi Presiden, Freeport mendapatkan izin tambang dengan klausul Kontrak Karya selama 30 tahun. Lalu diperpanjang lagi selama 30 tahun lagi pada 1991. Kontrak Karya akan berakhir pada 2024.

Banyak orang menduga nasib Presiden Jokowi bakal serupa dengan Presiden Soekarno yang sama-sama keras kepala pada Amerika Serikat.

Pola permainan politik musuh menekan Presiden Jokowi mirip dengan apa yang terjadi pada tahun 1966 saat Soekarno dijatuhkan dari kekuasaannya.

Pola memojokkan Jokowi dengan isu hantu PKI terasa massiv, terstruktur, sistematis dan kuat pendanaannya. Isu TKA 10 juta asal China juga memborbardir media massa dan medsos.

Pola lain menyerang Jokowi mendapat peluang dengan isu Ahok. Ahok dijadikan sasaran antara untuk menjatuhkan Jokowi.
Diam-diam pergerakan perencanaan mengkudeta Jokowi dirancang dengan rapi oleh pemabuk kekuasaan ini. Membonceng aksi 411 dan 212 dimainkan. Operator lapangan digerakkan. Umat Islam dibenturkan dengan Jokowi.

Tarik ulur pembangkangan Freeport yang tidak mau tunduk pada UU berujung dengan cueknya Jokowi pada usulan Freeport. Kalo tidak mau kasih 51 persen saham, silahkan out dari negeri kami. Begitu kira-kira kata Jokowi.

Jokowi bukanlah orang yang bisa didikte apalagi dengan ancaman. Urat takut Pak De sudah mati. Lihat saja orang-orang atau ormas yang pernah mengancam Pak De, nasibnya kini tak jelas.

Ketua Umum FPI Rizieq Shihab harus terbang umroh berbulan-bulang gak pulang-pulang. Rizieq sampai memohon agar Pak De memeerintahkan Kapolri keluarkan SP3. Rizieq memohon agar kasus chat mesumnya dipetieskan.

HTI yang selama ini merasa di atas angin tidak tersentuh akhirnya dibubarkan. HTI modar sebelum berhasil menegakkan dasar negara khilafah islamiyah mengganti Pancasila.

Saat berpidato di peringatan 60 tahun KAA Bandung, Jokowi bahkan berani menohok PBB yang menurutnya lemah dan pro kepentingan Amerika. Jokowi juga berani menohok hegemoni IMF yang suka mendikte negara lain.

Menghadapi China yang ingin menguasai Laut China Selatan, Jokowi bahkan berani pasang gaya model layaknya tokoh super hero dengan jaket tempur di atas geladak kapal KRI Imam Bonjol saat memimpin rapat kedaulatan negara di Laut China Selatan menantang Tiongkok.

Pak De bahkan melenggang santai di tengah hujan lebat naik panggung Aksi Demo 212. Rizieq melongo. Tidak menyangka orang yang selama ini dicemoohnya berani mendatanginya. Para pengawal Pak De harus keringat dingin mengawal Jokowi di tengah kepungan ribuan orang yang tidak terdeteksi entah siapa. Tak ada gerbang metal detektor. Yang ada hanya gerbang perlindungan dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Jokowi hanya bersandar pada Allah Yang Maha Kuasa. Itu imannya. Iman yang teguh bagai batu karang.

Musuh-musuh Pak De lupa Jokowi itu presiden yang jago berhitung bisnis, juga pendekar bernyali gede. Presiden tanpa punya rasa takut atau ragu. Presiden dengan julukan Pendekar Tendangan Tanpa Bayangan.

Untuk mempersiapkan perang dengan kepentingan busuk Freeport dan kompradornya, Pak De telah memasang duo benteng cerdas yang sulit ditembus. Duet Jonarch, Jonan dan Archandra.

Sudah hampir setahun ini negosiasi yang keras, ulet dan alot berlangsung antara pemerintah dan manajemen Freeport. Jokowi berhasil memenangkan adu nyali dengan Preaiden Freeport Richard.

Ini bukan semata soal perebutan 51 persen saham saja, tetapi ini perang besar melawan keangkuhan Freeport yang sekian dekade beroperasi dengan begitu pongah, angkuh dan semau gue.

Mereka begitu angkuh karena selama ini selalu berhasil memaksakan kepentingannya dengan berkongkalingkong dengan penguasa dan politisi broker. Kita juga bisa katakan ini perang melawan hegemoni raksasa Amerika.

Bangsa ini telah sekian lama melempem bak ayam sayur. Pemerintah sebelumnya begitu mudah didikte manajemen Freeport. Kini pemerintahan Jokowi bangkit melawan. Melawan cengkeraman raksasa Freeport yang telah habis-habisan mengeruk emas dan tembaga milik anak cucu kita. Jokowi tak punya beban. Elo bandel, gue tendang. Elo melawan, gue terjang. Begitu kira-kira kata Pak De.

Kemarin menjadi hari bersejarah bagi Republik Indonesia. Freeport yang dulu dianggap sebagai negara di dalam negara kini terkulai lemas. Mereka akhirnya memilih tunduk pada kerasnya kepala Jokowi.

Freeport akhirnya takluk dengan keinginan Pak De. Pak De minta 51 persen saham. Pak De ingin Indonesia menguasai saham mayoritas. Jika tidak maka tendangan tanpa bayangan Pak De akan meremukkan seluruh milik mereka. Remuk dan enyah dari Indonesia. Dan mereka memilih menyerah daripada remuk terusir dari negeri nan indah kaya raya ini.

Ahhh… Keren banget Pak De…. Pak De kok dilawan..ciaatttt


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad