Saat Anies Baswedan Lawan Emak-emak, Kelar Hidup Lo, Viralkan? - Berita terkini

Recent Posts

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Monday, August 14, 2017

Saat Anies Baswedan Lawan Emak-emak, Kelar Hidup Lo, Viralkan?





Zaman sekarang, jadi pejabat itu tidak bisa semena-mena, masyarakat sudah bisa mengkontrol di era teknologi ini. Jadi tidak ada penguasa yang mutlak di zaman ini.

Bagaikan kualat, Anies yang dulu sering nyinyir akan apa yang dilakukan Ahok, kali ini kena damprat emak-emak lewat video yang viral. Dalam video tersebut ada mobil yang diduga membawa Gubernur terpilih Anies Baswedan tidak mau mengikuti antrian saat suasana jalan ramai.

Mobil tersebut diikuti oleh pengendara sepeda motor, dalam suara tersebut sepertinya lawan Anies kali ini adalah emak-emak. Dalam video tersebut, emak-emak berceloteh.


“Tuh mobilnya Anies tuh, nggak mau ngikut antre. Belum jadi gubernur udah contohnya nggak bener. Liat nih, kita ngikutin dari belakangnya, kaga beres lo. Itu belum jadi gubernur itu, udah semena-mena lihat itu mobilnya tat tit tat tit minta jalan kaya presiden,” kata emak-emak yang mengendarai motor tersebut.

“Mentang-mentang jalan satu arah, terus dia minta jalan. Orang pada ngantre dia ini minta jalan ngawe-ngawe tangannya. Eh presiden bukan, gubernur juga belum jadi, udah semena-mena, tat tit tat tit tat tit kaga jelas, buat gua sih asik aja ngikutin dari belakang… ha ha ha ha,” kata sang emak-emak.

Presiden saja tidak seperti itu

Menanggapi si emak-emak, bahwa si Anies sudah kaya presiden saja, mobilnya tat tit tat tit minta jalan. Pak presiden saat ini tidak seperti itu. Jokowi seperti diceritakan oleh Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayjen (Mar) Bambang Suswantono tidak mau ada tat tit tut pret.


Jokowi akan menegur anggota paspampres melalui ajudan jika dalam iring-iringan kendaraan presiden membunyikan klakson atau sirine. Selain itu, tidak boleh juga menutup jalan. Tidak berhenti disitu saja, jika Jokowi merasa ada yang aneh/curiga, mengapa di jalur kiri atau kanan mobilnya terjadi kemacetan panjang, maka beliau minta dialirkan ( dibuka).

Jadi kali ini sang emak mengatakan Anies seperti presiden merupakan sindiran telak.



Ingat Ahok yang menjadi idola emak-emak

Emak, bagi saya adalah orang yang sangat luar biasa. Saya banyak menemukan srikandi-srikandi yang ada di sekitar saya. Terkadang ditengah keterpurukan ekonomi keluarga, emak-emak membantu suami untuk mencari nafkah.

Meskipun setelah lelah bekerja, di rumah masih tetap menjadi ibu yang baik untuk anak-anak. Tidak jarang, mereka masih sibuk setelah pulang kerja untuk menjadi ibu rumah tangga seperti kebanyakan, dari beres-beres sampai masak.

Di masa Ahok, emak-emak sangat lengket dengan Ahok. Coba saja googling , kebanyakan emak-emak dan anak-anak yang sering foto bareng Ahok.



Pemimpin itu melayani dan mengayomi, bukan gagah-gagahan

Dalam demokrasi, berbeda dengan sistem kerajaan. Dalam demokrasi, orang yang menjadi pemimpin mendedikasikan dirinya untuk melayani rakyat, karena memang rakyat yang memilihnya menjadi pemimpin. Berbeda dengan seorang raja, yang menjadi penguasa berdasarkan garis keturunan, sehingga rakyat tidak memiliki hak untuk memilih pemimpinnya sendiri.

Dalam demokrasi di zaman ini membuat tantangan dan tempaan demokrasi yang sesungguhnya. Mudahnya informasi menyebar, terkadang membuat demokrasi dijadikan celah untuk menyebarkan fitnah dan nyinyiran, bukan kritikan yang berguna, dan itu semua dibenturkan dengan dalih demokrasi. Oleh sebab itu, untuk mengamankan demokrasi pada jalurnya, hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, tidak perduli itu rakyat biaya, tokoh agama, maupun tokoh politik.

Di sisi lain, di zaman ini juga demokrasi menjadi benar-benar demokratis, karena segala kebijakan dapat langsung dinilai oleh publik. Segala isu yang terkait kebijakan pemerintah, akan langsung diterima oleh masyarakat, dan dengan mudah masyarakat akan memberi respon balik, baik melalui media sosial maupun komentar dalam berita-berita yang memuat kebijakan tersebut.

Untuk para pewaris orde baru, semestinya memahami ini. Bahwa tidak bisa zaman ini disamakan dengan zaman orde baru. Tidak lagi bisa ada kekuatan mutlak dalam pemerintahan. Jadi tidak usah menggoreng isu yang aneh-aneh terhadap pemerintahan era ini dengan diktator dan lain sebagainya.

Tidak usah lagi menggoreng segala fitnah yang biasa dilakukan pada orde baru, dengan isu SARA dan lain-lain. Sudahi saja mimpi-mimpi untuk kembali kepada orde baru yang penuh dengan tipu muslihat dan tangan besi.



No comments:

Post a Comment

Post Top Ad