Antasari Terkejut dan Memuji Ahok Karena Sistem APBD DKI 2017 Bisa Dipantau KPK, Pantas Anies Galau Bin Muram! - Berita terkini

Recent Posts

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Sunday, April 23, 2017

Antasari Terkejut dan Memuji Ahok Karena Sistem APBD DKI 2017 Bisa Dipantau KPK, Pantas Anies Galau Bin Muram!





Melalui twit yang dicuitkan oleh Pak Antasari Azhar, mantan ketua KPK yang terzalimi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, ia menyatakan kekagumannya kepada Pak Ahok. Pak Antasari Azhar memuji sekaligus terkagum-kagum dengan sistem sekuritas yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Safiul Hidayat.

Sy terkejut ya baca surat kabar kemaren kalau APBD DKI 2017 di kunci dngan pasword tembusan bpk KPK Ternyata Pak ahok sangat pintar sekali – Antasari Azhar‏ @azhar_antasari
Untuk kita ketahui bersama, Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
“Saya sudah minta tim anggaran Pak Anies kirim ke sini deh. Kan kitaopen data, kita duduk bareng, kita susun mana yang harus cepat, supaya begitu ( Anies-Sandi) masuk, bisa memenuhi janji-janjinya,” – Ahok.
Sebelumnya penyusunan APBD disusun hanya dengan sebuah perangkat lunak sederhana, yaitu Microsoft Excel. Namun piranti lunak tersebut memiliki suatu kelemahan, khususnya di dalam keamanan sistem informasinya. Melalui excel, tidak akan ada orang yang bisa mengetahui kapan APBD tersebut diubah, oleh siapa, dan untuk kepentingan apa. Namun di dalam e-Budgeting yang sedang digarap dan sudah diimplementasikan di Pemprov DKI Jakarta, tentu piranti yang digunakan bukan lagi piranti sesederhana Ms Excel.




Dengan hanya menggunakan Microsoft Excel, maka orang-orang dengan mudah melakukan tindakan-tindakan korupsi. Unit-unit yang yang dianggarkan untuk dibelanjakan pada tahun depan, mencapai ribuan, bahkan ratusan ribu. Tentu merupakan hal yang mudah untuk melakukan tindakan korupsi. Sederhana saja, Anda tinggal selipkan puluhan bahkan ratusan unit fiktif yang akan dibelanjakan di list APBD tersebut. Tindakan ini merupakan tindakan yang mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja.
Maka untuk menghindari hal tersebut, Pemprov DKI membuat sebuah sistem sekuritas yang bisa dipantau secara langsung, baik oleh warga Jakarta, maupun KPK. Menurut saya, hal ini merupakan tindakan brilian yang dikerjakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Maka tidak heran jika Anies Baswedan cemberut begitu rupa ketika berjumpa dengan Pak Ahok.
Jadi untuk gubernur berikut yang akan memimpin, Pak Ahok sudah mempersiapkan segala sistem informasi berbasis online untuk dapat dipantau. Inilah yang menjadi kekaguman Pak Antasari kepada Ahok di dalam berperan sebagai “anjing galak” yang menjaga uang rakyat. Maka jangan sampai Pak Anies nantinya tidak menggunakan e-budgeting di dalam penyusunan dan pelaksanaan APBD DKI Jakarta. Karena sebaik apapun sistem yang sudah dipersiapkan, segala sesuatu tentu akan kembali kepada “the man behind the gun”, yakni Anies dan Sandi.
“Iya, saya memang anjing. Saya anjing yang menjaga harta tuannya. Tuan saya adalah warga DKI. Makanya, kalau mau main-main sama harta tuan saya, sampai mati pun akan saya gigit.” – Basuki Tjahaja Purnama
Apa yang Pak Ahok kerjakan untuk menyelamatkan uang rakyat, patut diacungi jempol. Bahkan jempol kaki sayapun akan saya angkat, untuk memberikan apresiasi tertinggi kepada Pak Ahok. Melihat konsistensi dan ketegasan Pak Ahok di dalam menjaga uang rakyat, tentu merupakan sesuatu tindakan “nekat” yang harus diberikan apresiasi setinggi-tingginya.
Permasalahannya, rakyat Jakarta lebih memilih untuk ditipu dengan iming-iming “masuk neraka” jika tidak memilih gubernur yang seiman. Ini merupakan kegagalan pemahaman tentang agama, pemikiran, dan cara pandang mayoritas warga Jakarta. Tidak dapat dibayangkan jika warga Jakarta yang modern saja begini, bagaimana dengan warga luar Jakarta? Ini harus menjadi perhatian bersama.
Ternyata warga Jakarta lebih memilih uangnya dikorbankan dan digunakan oleh para elit politik, yang menggunakan isu SARA untuk mengambil dan mencuri uang rakyat. Sekali lagi, sebaik apapun sistem yang sudah dipersiapkan oleh Pak Ahok, akan percuma dan terkubur jikalau orang yang memimpin Jakarta kelak, tidak menggunakannya dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal.

Setidaknya dengan keberadaan sistem informasi yang begitu mutakhir yang disiapkan oleh Ahok, rakyat Jakarta diperlihatkan apakah Anies Sandi benar-benar ingin “Maju Kotanya, Bahagia Warganya”, atau justru malah “Mundur Kotanya, Sengsara Warganya” ? Dengan keberadaan e-budgeting ini, Pak Ahok ingin melihat apakah Anies Sandi benar-benar menjalankan visi mereka atau tidak. Pak Ahok benar-benar cerdas!
Cerdas kan yang Ahok lakukan?

Betul kan yang saya katakan?


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad