HEBOH VIRAL!!! Ternyata Pemimpin Tamasya Al-Maidah Adalah Guru Agama Prabowo Subianto - Berita terkini

Recent Posts

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Friday, April 14, 2017

HEBOH VIRAL!!! Ternyata Pemimpin Tamasya Al-Maidah Adalah Guru Agama Prabowo Subianto


 
 

Tamasya Al-Maidah yang kemarin-kemarin sudah direncanakan batal ternyata akan diaktifkan kembali. Dan kali ini memang cukup besar, hingga 1,3 juta orang dari luar Jakarta sudah disiapkan.

Ketua Panitia Tamasya Al Maidah Ustaz Ansufri ID Sambo mengatakan Tamasya Al Maidah akan dilakukan pada hari pencoblosan Rabu (19/4) nanti. Ansufri yang menjadi Ketua Panitia Tamasya Al Maidah mengatakan setidaknya akan ada 100 orang yang akan menjaga satu tempat pemungutan suara. (sumber)

Terungkap sudah siapa di balik Tamasya Al-Maidah ini, dialah Ustaz Ansufri ID (Idrus) Sambo, siapakah dia? Ustaz Ansufri Idrus Sambo ini adalah penggagas manajemen shalat khusyu sekaligus pimpinan Pondok Pesanten Hilal di Bogor.

Sambo sebenarnya adalah insinyur pertanian jurusan Matematika, lulusan Institut Pertanian Bogor. Selain menggali ilmu di IPB, lelaki kelahiran Medan 20 November 1970 ini juga tertarik mendalami Islam. Selama dua tahun ia mondok di Pesantren Ulil Albab Ibnu Khaldun Bogor, pimpinan KH Didin Hafihuddin. Setelah lulus dari pesantren, Sambo berkesempatan pergi ke Jordania, untuk menimba ilmu bahasa arab dan ilmu tafsir. Ia pun menunaikan haji pada tahun 1999.

Dan Ustaz Ansufri Idrus Sambo ini adalah guru agama dari Prabowo Subianto, perkenalan mereka diawali dari Ansufri Idrus Sambo yang aktif KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam) pimpinan Ahmad Sumargono (alm) beberapa kali Idrus Sambo ikut kegiatan yang dihadiri oleh Prabowo saat menjadi Danjen Kopassus. Misalnya, pada awal 1998 saat ada acara buka puasa bersama di Markas Kopassus Cijantung Jakarta Timur.

Berikut petikan wawancara dari Idrus Sambo dengan reporter Suara Islam Syaiful Falah :
 

Bagaimana kisah belajar mengaji (Prabowo)?

Setelah diberhentikan secara hormat, Prabowo menyendiri ke Jordan bersama 2 atau 3 ajudannya. Ternyata saya pun September 98 itu ke Jordan juga dalam rangka sekolah. Namun sampai di sana saya tidak jadi sekolah, dan saya juga tidak mau pulang. Masa saya sudah di Jordan saya pulang. Tekad saya sudah di sini saya harus haji minimal. Singkat cerita, saya ketemu orang Indonesia, saya numpang di rumah Taufik Ridho yang sekarang menjadi Sekjen PKS.

Setelah itu ternyata Bang Margono berkunjung ke Jordan menemui Prabowo, lalu saya dikontak untuk menemui Bang Margono dengan beberapa kawan di salah satu hotel di Jordan. Ternyata di pertemuan itu ada Prabowo. Nah di situ awal pertemuannya di Jordan.


Sebelum selesai pertemuan, Bang Margono berpesan ke Mas Bowo untuk manfaatkan waktu sebaik-baiknya di Jordan. Kata Bang Margono ke Mas Bowo, ‘belajarlah bahasa arab, belajarlah agama, karena suatu saat pasti berguna. Nanti kalau bisa mas pulang ke Indonesia sudah jago bahasa Arabnya. Pak Prabowo tidak bisa dipisahkan dengan umat Islam, oleh karena itu belajar disini, nah disini ada teman kita Ustaz Sambo.’ Itu lah sejarah mengapa belajar bahasa Arab, wawasan Islam dan ngaji itu atas usulan Pak Margono.



Berikut juga screenshoot twiter dari Mega Simarmata (@megasimarmata) seorang jurnalis yang pernah (kemungkinan) berbicara dengan pemimpin gerakan Tamasya Al-Maidah ini





Nah sekarang tahu kan siapa penggagas atau pemimpin dari gerakan Tamasya Al-Maidah ini? Ustaz yang terkenal dekat sekali dengan Prabowo Subianto, yang tentu saja pendukung utama dari pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, dan juga ustaz yang dekat dengan Sekjen PKS (Taufik Ridho wafat di tanggal 6 Februari 2017, mohon untuk bisa menghormati pribadi yang sudah wafat, terima kasih), kita tulis dekat dengan PKS saja untuk menghindari penyerangan pribadi.

Mengerahkan 1,3 juta orang adalah bukan perkara mudah, bukan perkara uang yang sedikit, bagaimana dengan konsumsi dan juga transportasi yang harus ditanggung oleh peserta gerakan ini, tidak mungkin kalau hanya pribadi mereka masing-masing, pasti ada kekuatan uang besar dari “Sembilan Onta” (seperti Sembilan Naga yang pernah digaungkan Sandiaga Uno dan Rizieq Shihab) yang membiayai gerakan seperti ini.

Jadi semua ini bukanlah aksi untuk membela agama tetapi ini murni didasari karena ingin membela pasangan calon Anies-Sandiaga, ini adalah murni sudah politik, alasan agama sudah tidak relevan untuk dipakai, kita sudah tahu dan untuk perkiraan kedepannya silahkan pembaca bisa mengartikan sendiri arah dari gerakan Tamasya Al-Maidah dan siapa saja yang berada di belakangnya. Terima Kasih.

Ya seperti itulah … Tamasya Al-Maidah



Sumber

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad