Anies-Sandi Retak! Habis Puluhan Miliar Sandi Tuntut Peran Penting, Bukan Cuma Wefie - Berita terkini

Recent Posts

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Friday, October 27, 2017

Anies-Sandi Retak! Habis Puluhan Miliar Sandi Tuntut Peran Penting, Bukan Cuma Wefie




Anies-Sandi dipastikan akan retak, cepat atau lambat. Berbagai faktor menjadi penyebab bubarnya pasangan gabener dan wagabener ini tentu. Selain ketidakbecusan dalam bekerja, mereka juga diselimuti oleh kenyataan ketimpangan peran dan fungsi. Juga terkait dengan sumbangan dan kontribusi mereka sebagai pasangan terkait uang yang dikeluarkan untuk kampanye. Keseimbangan peran dan jumlah uang yang digelontorkan menjadi titik penting perpecahan mereka.

Kesadaran Sandi yang habis puluhan miliar sementara Anies bisa dikatakan bermodal dengkul dan dukungan Jusuf Kalla, membuat kesadarannya terusik. Sandi pun menuntut peran lebih besar dan bukan hanya wefie dan naik motor boncengan pencitraan untuk menunjukkan kekompakan.

Anies Modal Dengkul, Sandi Habis Puluhan Miliar

Anies ibaratnya hanya bermodalkan dengkul dan dukungan dari Jusuf Kalla – dengan penggalangan pengusaha yang sakit hati terhadap kebijakan pro-rakyat dari Djarot-Ahok-Jokowi – makin kelihatan aslinya dalam mengambil keputusan. Sandi yang pemikiran dan penalarannya memang pas-pasan dan suka mengalah, kini mulai tergerak oleh bisikan dari pendukung Sandi agar tidak memberikan konsesi terlalu banyak bagi Anies untuk memutuskan kebijakan sendirian – one man show.

Oleh sebab itu, kini publik disuguhi adanya tontonan di mana ada Anies di situ ada Sandi. Ini adalah pesan akan ketidakpercayaan antara mereka terutama kecurigaan Sandi dan pendukungnya. Perjanjian antara mereka untuk berbagi pekerjaan tidak berjalan karena begitu berkuasa karakter Anies akan sama dengan ketika dia di Paramadina dan di Kemendikbud – yang memicu Presiden Jokowi memecatnya.

Keberadaan Sandi yang terus membuntuti Anies bukanlah kekompakan mereka. Justru karena kecurigaan dan kehati-hatian Sandi terhadap langkah Anies yang didukung dan menjadi kaki tangan FPI, HTI dan FUI – yang sangat lihai memanfaatkan kesempatan. Padahal kontribusi kampanye Sandi menghabiskan angka puluhan bahkan ratusan miliar yang harus kembali pulang uang tersebut. Caranya? Harus ada keseimbangan dalam memutuskan kebijakan agar kreditnya terbagi untuk mereka berdua.

Wefie Wujud Gagal Kerja

Publik setiap hari diberi tontonan kepalsuan, wefie. Foto-foto beredar euphoria menjadi gabener dan wagabener di DKI Jakarta. Kedua manusia berbeda latar belakang ini sedang berusaha memikirkan persoalan terkait pembagian pekerjaan di antara mereka. Mereka sedang mengalami kebingungan terkait dengan janji-janji kampanye yang mereka lontarkan dan dipastikan tidak akan terpenuhi.

Deratan janji yang demikian hebat tidak ada satu pun yang bisa direalisasikan. Publik pun paham tentang trik dan taktik kampanye yang mengumbar janji dengan dibumbui oleh agama, keyakinan, kebencian, intoleransi, dan isu rasisme hanya untuk kepentingan kekuasaan. Moral bejat dan harga diri sebagai manusia dijual oleh mereka hanya untuk nafsu dan ambisi berkuasa, dengan segala cara.

Bahkan yang mengagetkan adalah tentang kampanye ayat dan mayat yang memecah-belah warga negara dan umat Islam. Ancaman tidak menyolatkan pendukung Ahok yang meninggal benar-benar diterapkan. Fakta kegilaan dan keedanan yang didiamkan oleh kalangan Bumi datar, termasuk Anies-Sandi, juga sang pentolan pendukung mereka penguasa DMI, Jusuf Kalla.

E-Budgeting Bikin Puyeng

Kini, di tengah gencetan tuntutan administrasi yang telah dikunci oleh Djarot-Ahok-Jokowi di DKI Jakarta, ruangan APBD DKI bernilai triliunan rupiah bukanlah kotak sumbangan. APBD DKI Jakarta dan tata-kelolo administrasi keuangan di DKI telah menjelma menjadi mesin waktu yang bisa menyedot para penyeleweng, para pencuri, maling dan begal APBD.

Dengan demikian ruangan untuk menikmati dan mengarahkan gelontoran dana dan proyek di DKI Jakarta tidak sebagaimana yang mereka bayangkan. Mereka terjebak ke dalam kebingungan tentang cara dan taktik yang sedemikian sulit untuk memberikan preferensi dan keberpihakan usaha dan proyek kepada pihak yang mereka kehendaki. Perpres tentang E-Budgeting adalah pukulan telak bagi pemerintah daerah, termasuk Anies-Sandi.

Anies Nirpunya Parpol

Hal yang menjadi kelemahan Anies adalah dia nirpunya tidak memiliki partai politik. Berbeda dengan Ahok atau Jokowi yang melayani dan mencintai rakyat dengan kesederhanaan absolut, Anies adalah pribadi ambisius yang bisa memakan siapa saja. Kisah masuknya dia ke Yayasan dan Universitas Paramadina dan imigrasi pekerja dan akademisi pro Anies merupakan kisah buruknya. Integritas kepribadiannya dipertanyakan oleh kawan-kawannya di UGM dan juga HMI. Hingga kawan dan lawan di kedua institusi itu menjadi bahan tertawaan manusia waras gegara kelakuan Anies.

Nirpunya parpol jika diimbangi oleh ketulusan mengabdi dan modal otak waras, tentu rakyat berbondong-bondong mendukung. Sebaliknya, Anies-Sandi ini tidak memiliki alias nirpunya parpol yang membuat mereka harus tunduk, taat, mengabdi, dan menjadi hamba bagi parpol.

Nirprioritas Kerja Pro-rakyat

Sebagai hamba sahaya parpol, maka tidak mengherankan jika keduanya menjadi kaki tangan parpol yang mendukungnya. Urusan pembangunan dan kemajuan Jakarta tidak menjadi prioritas. Maka dengan entengnya manusia rasis bigot penuh kelicikan dan ambisius – yang sangat merugikan dan posisi berhadapan dengan Prabowo, maka Prabowo melakukan pemepetan secara ketat gerak langkah Anies yang menuju pengkhianatan untuk maju di Pilpres 2019 – mengatakan bahwa seperti reklamasi bukan prioritas kerjanya.

Demikian pula program-program lainnya untuk masyarakat yang tidak terkait kepentingan partai, DPRD DKI Jakarta, afiliasi parpol pendukung, serta kalangan Islam garis keras seperti FPI, FUI, HTI, dan pengusaha OCE OCECE, tidak menjadi prioritas dan kepentingan. Mereka nirprioritas kerja yang pro-rakyat.

Bubarnya Anies-Sandi

Karena kepentingan yang tumpang tindih dan saling mengiris, juga karena alasan-alasan di atas, dapat dipastikan bahwa tidak lama lagi akan terjadi perpecahan di antara Anies-Sandi. Perpecahan ini tentu juga dipicu oleh terpecahnya kubu-kubuan di Pemda DKI menjadi dua yakni pro-Ahok dan pro-Anies yang bercokol di roda pemerintahan DKI Jakarta.

Dan yang terpenting lagi, tekanan kubu pendukung Anies dari ormas dan Islam radikal yang menuntut balas jasa dan tekanan kubu pendukung Sandi dari parpol pendukung dan simpatisannya, membuat keduanya akan saling tikam untuk memenuhi kepentingan para pendukung mereka masing-masing. Cakar-cakaran dan baku tikam akan mewarnai Sandi-Anies. Salam bahagia ala saya.

2 comments:

  1. KHUSUS YANG HOBI BERMAIN GAMES ONLINE
    BURUAN INVITE PIN D.6.1.F.4.4.C.2

    ReplyDelete
  2. Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh , Yuk Daftarkan Sekarag Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya : goo.gl/H9I8Ji

    ReplyDelete

Post Top Ad