Beramai-ramai Menyudutkan Revolusi Putih ala Prabowo

Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA)

Jakarta - Ketum Gerindra Prabowo Subianto mengusulkan gerakan 'Revolusi Putih' kepada Gubernur DKI Anies Baswedan. Apa itu Revolusi Putih?

Dikutip dari akun Facebook resmi Prabowo Subianto, Kamis (26/10/2017), Revolusi Putih adalah pemikiran Prabowo dan Partai Gerindra untuk membangun karakter bangsa yang sehat dan kuat. Salah satu caranya menjadikan susu sebagai konsumsi rakyat Indonesia setiap hari. Kata 'putih' dalam Revolusi Putih identik dengan warna susu. (Detik.com)

Prabowo Subianto dan "Revolusi Putih" yang digagasnya kembali, menuai pro dan kontra baik dari para pejabat kementerian maupun masyarakat luas. Sebenarnya, gerakan ini bukanlah hal baru bagi Prabowo. Karena semenjak dirinya maju sebagai Wakil Presiden bersama mantan Presiden Megawati pada Pilpres 2009 lalu, gerakan ini juga pernah digagas oleh Prabowo itu sendiri.

Gerakan yang digagas Prabowo tersebut ternyata tidak hanya menyasar kepada peningkatan konsumsi susu putih bagi para pelajar yang masih dalam masa pertumbuhan. Akan tetapi menyediakan sarapan gratis kepada pelajar seluruh wilayah Jakarta. Seperti susu, kacang hijau, dan telur rebus.

Saran Prabowo kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini diharapkan akan masuk dalam APBD DKI pada 2018 mendatang. Melalui sang adik Hashim Djojohadikusumo yang mengusulkan kepada Anies Baswedan, gagasan ala Prabowo ini diharapkan bisa dijalankan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Akan tetapi, ada polemik yang terjadi dibalik populernya usul Prabowo dalam pemenuhan Gizi dan asupan nutrisi bagi para Pelajar se-DKI Jakarta ini.

Diantaranya dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Menteri Susi berpendapat, bahwa dirinya tidak setuju dengan gerakan Revolusi Putih Prabowo tersebut. Karena dirinya lebih sepakat dengan gerakan mengkonsumsi ikan yang telah digagasnya terlebih dahulu.

Pernyataan menteri Susi tersebut ternyata diperkuat dengan pernyataan dari Menteri Kesehatan Nila.F.Moelek. Karena Menkes Moelek menilai lebih baik makan ikan dibandingkan minum susu. Dan tentu saja Menteri Susi sepakat dengan pendapat Menkes Moelek yang seide dengannya. Menteri Susi berpendapat, lebih baik makan ikan, ikan melimpah, dan bisa mengurangi defisit.

Memang terdengar masuk akal dari pernyataan akhir dari Menteri Susi tersebut yang secara otomatis di iya kan oleh menteri kesehatan Nila.F. Moelek. Karena ketersediaan susu di tanah air masih dinilai terbatas. Karena susu yang dipasarkan di tanah air, banyak yang diperoleh dari hasil Impor. Sehingga gerakan makan ikan lebih realistis karena ketersediaan ikan yang melimpah di tanah air.

Akan tetapi, apakah harga ikan dan daging sudah cukup terjangkau di Negara ini? apalagi di Jakarta itu sendiri. Seperti yang saya ketahui, harga ikan untuk wilayah DKI Jakarta terbilang cukup tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia.

Sudah hal yang lazim bagi warga Jakarta dan sekitarnya merasakan harga ikan di Jakarta jauh lebih mahal dibandingkan harga ikan didaerah lainnya. Ketersediaan ikan yang terbatas dan jumlah penduduk yang padat sehingga tingginya permintaan. Serta ditambah banyaknya restoran di Jakarta yang membutuhkan pasokan ikan. Tentu adalah faktor yang membuat harga ikan di DKI Jakarta dan sekitarnya lebih mahal dibandingkan daerah lainnya.

Sehingga menurut saya gerakan yang digagas Prabowo tersebut, tentulah masuk akal dan bermanfaat luas. Karena dengan adanya asupan gizi melalui susu, bubur kacang hijau, dan telur rebus yang akan dibagikan secara gratis di sekolah-sekolah se-DKI Jakarta. Tentu bisa memenuhi kebutuhan protein para siswa di tengah mahalnya harga ikan di DKI Jakarta.

Memang benar, jika kita mengatakan kalau dalam konteks Nasional ketersediaan susu masih terbatas dibandingkan ikan. Dan tak ada yang salah dari perkataan Menteri Susi dan Menkes Moelek. Akan tetapi, jika memang benar gagasan ala Prabowo ini diterapkan di DKI Jakarta. Tentu saja bisa membantu para pelajar yang orang tuanya tidak mampu memenuhi gizi sang anak secara menyeluruh. Karena kandungan susu adalah unsur penting masa pertumbuhan anak, terutama untuk kecerdasan bagi anak pada masa pertumbuhan.

Jika kita lihat di Negara-Negara maju seperti Negara-Negara Eropa dan Amerika Serikat. Kebiasaan minum susu adalah hal yang wajib. Contoh mudahnya saja, ketika kita menonton Film Hollywood, pasti pemandangan sang aktor yang baru saja bangun tidur langsung menenggak susu adalah pemandangan yang biasa kita jumpai. Tentu hal itu Adalah contoh bahwa budaya minum susu berjalan hingga usia dewasa di Amerika Serikat.

Apalagi para anak-anaknya yang setiap pagi terbiasa meminum susu, ditengah sarapan yang mereka makan. Susu seakan minuman wajib bagi bangsa Eropa dan Amerika yang juga merupakan rumpun keturunan Eropa. Kebiasaan meminum susu seolah menjadi kebiasaan mengakar bagi masyarakat Barat. Karena mereka mengetahui fungsi susu bagi kecerdasan dan daya tahan tubuh sungguh sangat besar pengaruhnya.

Jika kita lihat di Indonesia, teh Manis hangat adalah menu pelengkap sarapan sehari-hari. Memang tidak ada yang buruk dari teh manis hangat. Yang sudah menjadi salah satu minuman wajib bangsa Indonesia. Akan tetapi, bagi anak yang dalam masa pertumbuhan. Budaya membiasakan diri minum susu adalah suatu hal yang penting untuk mendorong kecerdasan otak. Budaya minum teh lebih mengakar di Indonesia ketimbang budaya minum susu.

Orang Eropa dan Amerika yang selalu terbiasa minum susu dipagi hari seperti contoh sederhana berdasarkan film Hollywood yang saya paparkan diatas. Adalah bukti, bahwa budaya minum susu dari kecil hingga dewasa. Terbukti membawa Eropa dan Amerika Serikat kepada masa keemasan setelah revolusi industri. Karena dengan adanya konsumsi susu yang menjadi sebuah kebiasaan. Tentu tingkat kecerdasan suatu bangsa akan meningkat.

Memang secara umum tidak selamanya terbiasa meminum susu akan membuat manusia semakin cerdas. Akan tetapi, mengkonsumsi susu adalah pendorong dari peningkatan kecerdasan otak. Saya rasa kemajuan bangsa Eropa dan Amerika tidak terlepas dari generasinya yang selalu membiasakan diri meminum susu.

Sehingga menurut saya, tujuan Prabowo dalam gerakan itu bisa saja Prabowo ingin meniru kebiasaan bangsa Eropa dan Amerika serikat. Yang berhasil mencetak generasi emasnya melalui kebiasaan minum susu yang sudah lama mereka terapkan.

Jika menilik kepada terbatasnya pasokan susu di Indonesia. Toh, dengan adanya gerakan revolusi ala Prabowo, tentu akan mendorong para peternak sapi untuk lebih meningkatkan produksinya. Karena jika gerakan ini benar diterapkan di DKI Jakarta, tentu bisa merembet ke tahap nasional.

Dan bukan tidak mungkin dengan adanya gerakan ini, juga bisa turut menggenjot para peternak sapi meningkatkan produksinya. Dan tentu saja jika itu terjadi, bukan tidak mungkin Indonesia pun bisa surplus produksi susu putih. Dan pada akhirnya mengekspor ke luar negeri. Karena dalam Ilmu ekonomi, jika produksi surplus, maka harga pun akan turun. Sehingga jika produksi susu Nasional kita surplus alias berlebih. Bukan tidak mungkin harga susu murni pun akan ikut turun.

Pro dan kontra dalam setiap gebrakan baru serta kebijakan pasti akan selalu ada. Karena itu adalah salah satu bentuk dari Demokrasi itu sendiri. Sudah sebaiknya kita melihat positif gerakan ini, jika benar memang akan bermanfaat dan berpengaruh luas bagi masyarakat. Gerakan makan ikan ala Menteri Susi dan di dukung penuh oleh Menkes Moelek, tentu sangat baik. Akan tetapi, alangkah baiknya, jika gerakan yang telah terlebih dahulu ada bersinergi dengan gerakan revolusi putih ala Prabowo. Dimana bisa disatukan, gerakan makan ikan ditemani segelas susu hangat segar yang sehat.

Anies Baswedan sang Gubernur DKI Jakarta juga pernah membuat gebrakan mengantar anak kesekolah ketika menjadi menteri pendidikan dahulu. Dan gebrakan tersebut terbukti berhasil menarik simpati publik. Dan sekaligus melambungkan nama Anies Baswedan dikala itu. jadi menurut saya, jika membuat gebrakan yang tujuannya positif, tentu Anies Baswedan adalah orang yang tepat.

sumber